Solo trip ke Makassar

Makassar adalah kota yang sudah lama ingin saya kunjungi. Makassar juga merupakan pintu gerbang menuju Indonesia Timur, karena Makassar adalah tempat transit pesawat sebelum ke maluku,papua, dan sekitarnya. Apalagi saya sempat baca berita bahwa Walikota Makassar Ilham Arifin, mampu membuat Makassar menjadi kota dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia mencapai 9%. Berdasarkan alasan itu saya rajin melihat promo maskapai low cost agar mendapat harga yang menarik. Tidak berapa lama, pada bulan Agustus 2013 maskapai Citilink membuat promo 55rb untuk semua jurusan. Segeralah saya booking tiket PP ke Makassar seharga 110ribu.

fort1Fort Rotterdam

                Saya memilih tanggal 11-14 januari 2014 sebagai jadwal trip saya. Pertimbangannya karena tanggal 14 libur sehingga bisa cuti satu hari. Awalnya saya ingin trip bareng teman-teman, tetapi karena promo tsb hanya bisa dibeli satuan sehingga batal dan saya memutuskan sendiri. Sempet juga mengajak ketika ada promo maskapai lain tapi hasilnya sungguh diluar dugaan, percakapannya begini kira-kira.

Saya: “bro jalan-jalan ke Makassar yuk, gak stress apa kerja terus”

Rekan saya: “hah Makassar? Enggak deh liat diberita demonya rusuh terus, serem”

Saya : “oh yaudah, gw sendiri aja deh” (saya malas melanjutkan percakapan)

Saya sih melanjutkan untuk ke Makassar dan segera cari info lewat internet dan lonely planet tentang wisata di Makassar dan sekitarnya. Ternyata ada juga informasi yang membuat saya kepincut yaitu “Tanjung Bira”. Liat blog-blog tentang Tanjung Bira membuat saya semakin tertarik, tetapi masalahnya Tanjung Bira letaknya bukan Makassar, tapi di Kabupaten Bulukumba sekitar 5-6 jam perjalanan darat dari Makassar. Target trip saya kali ini pun gak muluk-muluk hanya ingin explore Kota Makassar dan renang-renang sedikit di Tanjung Bira.

Sebelum berangkat saya segera mencari info penginapan. Setelah blog walking dsini, ketemulah dengan 2 calon penginapan yang akan saya tempati yaitu wisma favorite dan wisma jampea. Setelah menelpon wisma masing-masing saya memutuskan untuk reservasi di wisma jampea karena masih ada kamar murah yang kosong, selain karena letaknya yang strategis dekat dengan Fort Rotterdam dan Pantai Losari. Rencana saya menginap 3 hari, tapi pada pelaksanaannya cuma sehari hehe..

Saya berangkat dari rumah sebelum subuh mengejar flight jam 5.55 pagi. Sesampainya di Makassar (WITA) udah jam 9 saya segera sarapan di bandara Sultan Hasanuddin. Bandaranya sangat modern dan bersih, walau terkadang masih ada sampah satu dua. Keadaan bandaranya mirip dengan Terminal 3 bandara Soekarno-Hatta, tapi dengan ukuran yang lebih luas. Sehabis sarapan saya segera naik bis Damri menuju pusat kota.

Sesampainya di balaikota Makassar, saya seorang diri sempat bingung dan celingak-celinguk. Ketika ada orang lewat saya tanya alamat penginapan tapi pada tidak tahu. Karena saat itu sudah menunjukkan pukul 12 tengah hari, daripada kepanasan mending saya naek becak. Ternyata alamatnya sangat dekat dari balaikota gak sampai 100 meter. Abang becaknya saya kasih duit lima ribu tapi ditolak, mintanya sepuluh ribu. Sempet kesel sih tapi yasudahlah, saya buru-buru cekin ke wisma jampea. Wisma Jampea ini terletak di Chinatown Kota Makassar, disekelilingnya pun merupakan area penginapan murah. Saya memesan kamar standar dengan TV, kasur, dan AC tetapi kamar mandi diluar. Wismanya cukup nyaman untuk kelas backpacker.

Sehabis tidur siang, saya langsung keluar menuju Fort Rotterdam dan Pantai Losari. Tujuan pertama yaitu Benteng Fort Rotterdam. Letaknya tidak jauh dari tempat saya menginap kira-kira 300 meter. Di depan benteng ada tulisan “fort Rotterdam” berwarn merah. Di pintu masuk, kita harus mengisi buku tamu yang disediakan dan membayar uang masuk seharga sukarela (boleh berapa aja).  Saya berkunjung pada hari sabtu, turis yang datang tidak terlalu banyak. Kebersihan di fort Rotterdam cukup baik.

fort3 fort2

Ada museum juga yang bernama “La Galigo”, yang merupakan nama dari naskah kuno dari Makassar. Anehnya, museum ini ada dua di sebelah kiri dan kanan dari pintu masuk. Saya cukup masuk ke salah satu museum dengan membayar Rp. 3500. Saat itu di tengah komplek fort Rotterdam terdapat keramaian anak-anak muda. Setelah saya iseng-iseng nanya, ternyata sedang ada lomba robot yang diadakan oleh Unhas. Awalnya saya pikir akan ada konser karena ada panggung yang didirikan.

Puas keliling benteng fort Rotterdam, saya segera ke Pantai Losari. Keadaannya mirip dengan Pantai di Ancol, tapi di Pantai Losari tidak ada pasir. Yang ada hanyalah area untuk jalan yang disisipi anjungan daerah seperti anjungan Toraja, anjungan Makassar, anjungan Bugis, dll. Saat itu keadaan di Losari sangat ramai dengan pengunjung. Tukang jualan berada di sisi sebrang Pantai Losari. Hampir semua kuliner yang dijual adalah “Pisang Epe”, yaitu pisang yang di gepengkan lalu dibakar dan di kasih topping (coklat/keju/durian). Rasanya enak bagi lidah saya terutama rasa coklat keju dan rasa coklat. Saya juga mencoba kuliner lain yaitu “Coto Makassar” dan “Sop Konro”, yang enak menurut lidah saya adalah Coto Makassar.

losari2 losari1losari3Pantai Losari

losari4Masjid Terapung

Saya juga mampir ke Lapangan Karebosi yang juga merupakan ikon Kota Makassar. Lapangan ini unik karena ada stadion sepakbola, yang di ruang bawahnya adalah mall/pusat perbelanjaan. Setelah puas keliling Kota Makassar saya balik ke penginapan untuk istirahat, karena esoknya saya berencana ke Rammang-rammang dan Tanjung Bira. Sebenarnya masih ada lagi objek wisata lainnya seperti Trans Studio Makassar dan Benteng Somba Opu, tetapi saya urungkan karena hari sudah malam.

Sedikit flashback pada H-1 sebelum berangkat ke Makassar, saya agak ragu-ragu karena belum pernah solo backpacking. Lalu tiba-tiba saya iseng mencari ajakan trip di tanggal keberangkatan saya. Tidak lama saya searching, munculah trip di situs Forum Backpacker Indonesia (BPI) yang tanggalnya hampir mirip dengan saya. Segera saya kontak pembuat trip tersebut, hasilnya pun saya bisa ikut trip bareng mereka ke Rammang dan Tanjung Bira. Jadilah saya tambah semangat berangkat ke Makassar, tunggu kisah selanjutnya ya di Rammang dan Tanjung Bira, CIAO!

BandaraBandara Sultan Hasanuddin

11 responses to “Solo trip ke Makassar

  1. salam kenal.
    berani ya Pak hilman solo trip. Saya biasanya selalu bareng temen2 in case ada apa apa di jalan jd lebih feel safe..

    Saya udah 4-5 kali ke Makassar sayang cuma transit doang di bandara nunggu flight ke Luwuk ato Jakarta hehe.

    Rencana bulan 27 oktober besok mau main kesini 4-5 hari an. Mau nanya transportasi di sana selain (angkot) taksi argo banyak kan ya? kira2 yg terpercaya apa ya utk taxi argo ?

    terimaksih.

    • Salam kenal jg pak krishnoy..
      Wah saya cuma follower pak, msh bnyk sesepuh backpacker yg solo trip kemana2 hehe
      Klo ada pilihan brg temen sih lbh enak ada temen pak, jd ada yg motoin haha..

      Jujur pak sy blm nyoba naek taxi selama di sumsel, maklum kelas backpacker..
      Tp sepengetahuan saya yg bagus ya Taxi Bosowa or Taxi Putra

  2. hai mas hilman,

    seru juga nih pengalamannya.
    saya udah fix mw solo trip ke makassar taun dpan, tgl 1 – 4 mei 2015. rencana sih saya mau muter makassar dan juga mampir ke bira, tapi saya belum ada bayangan akan seperti apa nanti model solo trip saya kesana krn nanti bakal jd kali pertama saya trip ke indonesia mendekati bagian timur.
    saya sangat membutuhkan petunjuk2 supaya hal2 yang tidak terduga yang nantinya mungkin terjadi bisa saya minimalisir.
    mohon petuahnya ya, saya harap kita bisa koresponden trus.
    trims ya.
    salam.

    • makasih ud berkunjung bro sahat..

      saya wkt itu jg ke makassar adalah trip solo pertama sblm trip solo lg ke destinasi lain..
      makassar ga tll bnyk objek wisatanya, mending sehari aja di makassar..
      esok2nya bisa ke Tana Toraja atau Tanjung Bira..
      Saran saya, coba bro sahat cari2 temen org asli sana dari situs couchsurfing/backpackerindo, kebetulan hr terakhir sy dimakassar dpt tumpangan nginep gratis hehee..

      Tanjung Bira keren koq, apalg mei musim panas cocok deh..
      Saya pas kesana lg musim hujan, itu pun msh bagus pemandangannya..

  3. Waaaaah…saya juga ke makassar pada tanggal itu…cuman saya pulang taggal 13 Januari 2014..at least, makassar adalah kota yang menyenangkan hahahaha…

Tinggalkan Balasan ke anggigeo Batalkan balasan